MAN 1 Kulon Progo

Santri Berlian

Ijin Rombel Baru MAN 1 Kulon Progo, Diverifikasi Kanwil Kemenag DIY

Rencana penambaahan Rombongan Belajar (Rombel) baru MAN 1 Kulon Progo untuk Tahun Pelajaran 2023-2024 diverifikasi oleh Bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY, Kamis (26/1/2023).
Menurut Kepala Madrasah, H. Edi Triyanto, S.Ag., S.Pd., M.Pd., MAN 1 Kulon Progo siap menambah satu Rombongan Belajar pada Tahun Pelajaran 2023-2024 mendatang. Hal tersebut layak dari bebagai segi, yakni: kuantitas input, ketercukupan pendidik, serta ketersediaan sarana pra sarana, Mansaku telah siap, bahkan mendesak. Hal tersebut diamini Kepala Tata Usaha, H. Surandi, S.Pd.I. dan Ketua Komite Madrasah, Drs. H. Pahid Mahmud Rais, yang mendampingi langsung kepala madrasah.
“Kami berharap dengan telah ada hasil verifikasi dan kebutuhan mendesak madrasah, semoga sebelum Tahun Pelajaran Baru 2023-2024, telah terbit keputusan,” pungkas Edi.
Hadir dalam Kegiatan Verifikasi kelayakan dan kesiapan penambahan Rombel Baru untuk Tahun Pelajaran mendatang tersebut adalah Ahli Teknologi Pembelajaran, Hj. Anita Isdarmini, S.Pd., M.Hum. Hadir mendampingi Anita, dua orang staf Bidang Dikmad Kanwil Kementerian Agama DIY, Yunita Rosalina dan Qurrotul Aini sebagai verifikator.

Sementara itu, Waka Akademik, H. Iwan Budi Cahyono, M.Pd., dalam paparannya menambahkan secara detail mengenai adanya kebutuhan mendesak terhadap penambahan Rombel baru tersebut. “Peserta didik MAN 1 Kulon Progo sekarang ini, Kelas X (sepuluh) dan Kelas XI (sebelas) masing-masing ada 7 Rombel, Kelas XII (duabelas) ada 6 Rombel. Sementara untuk Kelas X (sepuluh) mendatang, kita optimis dipercaya masyarakat 7 rombel,” jelasnya. Selanjutnya kesimpulan atau hasil verifikasi sebagaimana disampaikan oleh Hj. Anita bahwa secara umum memenuhi syarat. Hanya saja keputusan perijinannya menjadi wewenang pada jajaran pimpinan Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY. Masukan, saran, dan pesan juga disampaikan demi kemajuan MAN 1 Kulon Progo. “Hal yang tidak boleh lupa adalah kualitas. Jangan sampai mengejar kuantitas dengan banyaknya input peserta didik, tapi segi kualitasnya kurang,” pesan Anita. (khd/***)